Makanan yang harus dihindari pada penderita asam urat

Gambar
Sering merasa nyeri di daerah persendian? Hati-hati mungkin itu merupakan tanda-tanda Anda menderita asam urat. Asam urat merupakan penyakit yang menyerang persendian. Penyakit ini disebabkan oleh uric acid alias asam urat, alias produk yang dihasilkan tubuh ketika memecah purin, yang menumpuk di persendian. Normalnya, asam urat larut dalam darah dan kemudian hilang melalui urin. Tetapi, kadang tubuh menghasilkan asam urat dalam darah, atau ginjal hanya mampu melepaskan asam urat ke dalam urin dalam jumlah sedikit. Akibatnya adalah, asam urat akan menumpuk dan membentuk kristal asam urat pada persendian dan mengelilingi jaringan, menyebabkan nyeri, peradangan, dan bengkak. Asam urat merupakan produk sampingan dari purin. Purin dapat ditemukan di berbagai jenis makanan. Terdapat makanan yang mengandung purin tinggi, dan makanan inilah yang harus dihindari oleh penderita asam urat. Apa saja makanan yang mengandung tinggi purin? Bagi Anda penderita asam urat, jangan coba-

TAK PENYALURAN ENERGI


  
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PENYALURAN ENERGI
A.      Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja,tidak mandi, keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfalisitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara kontruktif dimana memungkinkan penembangan pola – pola penyaluran energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
B.       Topik
Terapi aktivitas kelompok individu perilaku kekerasan dengan penyaluran energi yaitu olahraga senam SKJ (Azizah,2011:67)
C.       Tujuan
a.       Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) penyaluran energi dengan topik senam, diharapkan pasien dapat menjalin kerjasama dengan pasien lain dan mampu mengontrol emosi.
b.      Tujuan Khusus :
                                 1.         Klien mampu melatih gerak tubuh
                                 2.         Klien mampu melatih konsentrasi dan meminimalkan penggunaan energi serta emosional untuk aktifitas
                                 3.         Klien ammpu mengeluarkan energi untuk melakukan kegiatan positif
                                 4.         Klien mampu fokus mencontoh gerakan senam yang diajarkan perawat dan fasilitator
                                 5.         Klien mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan emosi dengan melakukan kegiatan positif. (Azizah, 2011: 68)

D.      Landasan Teori
1.      Pengertaian perilaku kekerasan
Perilaku destruktif-diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada kematian. Perilaku destruktif-diri langsung mencakup setiap bentuk aktifitas bunuh diri.
Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang, diri sendiri baik secara fisik, emosional dan seksualitas. Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Magdalena,2015:8)
2.      Faktor yang melatar belakangi terjadinya prilaku kekerasan
Merupakan dampak dari berbagai pengalaman yang dialami tiap orang, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut oleh individu.
a.       Psikologis (kejiwaan), Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul aggresif atau amuk. Masa kanakkanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya. Atau saksi penganiayaan.
b.      Perilaku reinforcement (penguatan/dukungan), yang diterima pada saat melakukan kekerasan sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
c.       Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) da kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
d.      Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistem persarafan ditolak turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan (Magdalena:2015:8)
3.      Faktor Penyebab
a.       Faktor predisposisi Berbagai pengalaman yang dialami, tiap orang yang merupakan faktor predisposisi artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1)      Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk
2)      Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3)      Sosial budaya, budaya tertutup dan membahas secara diam (pasif agresif) dankontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakans eolah-olah perilaku kekerasan diterima
4)      Bioneorologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus prontal, lobus temporal, dan ketidak seimbangan neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya kekerasan
b.      Faktor Presipitasi
Faktor presipitas dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain, kondisi klien dengan kelemahan fisik, keputus asaan, ketidak berdayaan, percaya diri kurang jadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian juga dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang berakhir pada hinaan, kehilangan orang yang dicintai, atau pekerjaan, dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain.
4.      Tanda dan gejala
Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat. Sering pula klien memksakan kehendak, merampas makanan, memukul bila tidak senang. Wawancara diarahakan pada penyebab marah,perasaan marah, tanda-tanda marahyang dirasakan oleh sesorang. (Magdalena,2015:9)
5.      Rentang Respon Perilaku Kekerasan.
a.       Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tampa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan masalah. Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan dan menentang.
b.      Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan.
c.       Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari, suatu tuntutan nyata.
d.      Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.
e.       Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertaikehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
f.       Bunuh diri.(Magdalena:2015:9)
6.      Tanda Ancaman Kekerasan
a.       Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik.
b.      Ancaman verbal atau fisik.
c.       Membawa benda atau senjata lain yang dapat digunakan sebagai senjata.
d.      Agitasi psikomotor progresif
e.       Intoksikasi alkohol atau zat lain
f.       Ciri paranoid pada pasien psikotik
g.      Halusinasi pendengaran dengan prilakukekerasan tetapi tidak semua pasien berada pada resiko tinggi
h.      Penyakit otak
i.        Kata tonik
j.        Episode masih tertentu
k.      Episod depresif
l.        Gangguan kepribadian. (Magdalena,2015:10)

7.      Perilaku bunuh diri
Dalam pengkajian bunuh diri, lebih ditekankan pada letalitas dari metode yang mengancam atau digunakan. Orang yang siap bunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai alat untuk melakukan bunuh diri. Perilaku bunuh diri biasanya dibagi tiga:
1.      Ancaman bunuh diri : Pernyataan verbal dan non verbal bila seseorang mempertimbangkan untuk bunuh diri.
2.      Upaya bunuh diri: semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh individu yang dapat memyebabkan kematian, jika tidak di cegah.
3.      Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan .
Seperlima dari percobaan bunuh diri tidak dapat di antisipasi sekalipun dengan kemajuan pengetahuan saat ini, prediksi yang akurat masih sulit diperoleh, kemungkinan bunuh diri dapat terjadi apabila:
1.      Pasien pernah mencobah bunuh diri (terlihat di ruang gawat darurat,bangsal perawatan.
2.      Keinginan bunuh diri dinyatakan secara terang-terangan. Maupun tidak atau berupa ancaman” kamu tidak saya ganggu lebih lama lagi” terhadap keluarga.
3.      Secara objektif terlihat adanya mood yang depresi atau cemas.
4.      Baru mengalami kehilangan yang bermakna
5.      Perubahan Perilaku yang tidak terduga: menyampaikan pesan-pesan,berbicara serius dan mendalam.
6.      Perubahan sikap yang mendadak : tiba-tiba gembira, marah atau menarik diri
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : penyaluran energy (perilaku kekerasan) adalah upaya untuk memfasilitasi klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal mengontrol emosinya danmenyalurkan energinya untuk kegiatan positif. Dalam hal ini penyaluran energinya adalah senam. (Magdalena:10)
E.     Kriteria anggota kelompok
1.      Klien yang tidak terlalu gelisah
2.      Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapiaktifitas kelompok
3.      Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalamkelompok kecil
4.      Klien tenang dan kooperatif
5.      Kondisi fisik dalam keadaan baik
6.      Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompik. (Azizah,2011)
F.        Proses Seleksi
1.      Berdasarkan observasi prilaku sehari– hari klien yang dikelola oleh perawat,yaitu:
a.       Klien yang tidak terlalu gelisah
b.      Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktifitas kelompok
c.       Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
d.      Klien tenang dan kooperatif
e.       Kondisi fisik dalam keadaan baik
f.       Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
2.      Berdasarkan informasi dan diskusi dengan tim perawat mengenai prilaku klien dengan amuk.
3.      Melakukan kontak mata pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan.
4.      Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
5.      Mengumpulkan klien yang masuk kriteria. Membuat kontrak dengan klien untuk mengikuti TAK : menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok. (Azizah,2011)
G.      Setting
1.         Atur posisi pasien dalam barisan
2.         Hidupkan kaset
3.         Motivasi klien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang dicontohkan instruktur senam.

H.    PENGORGANISASIAN
1.      L : Leader
a.          Membuka acara TAK
b.         Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan TAK
c.          Memotivasi anggota/klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
d.         Mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok.
e.          Menjelaskan permainan
2.      CO : Co Leader
a.    Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
b.   Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
c.    Membantu memimpin jalannya kegiatan.
d.   Menggantikan leader jika terhalang tugas.
3.      F : Fasilitator
a.     Memotivasi pasien yang kurang/tidak aktif dalam kegiatan senam.
4.      O : Observer
a.    Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untukmengevaluasi.
b.   Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuaidengan tujuan.
c.    Mencatat perilaku verbal/non verbal pasien selama berlangsungnyakegiatan dan laporkan pada leader.
5.      T : Teknisi
a.    Mengatur alur permainan ( menghidupkan dan mematikan musik )
b.   Timer ( mengatur waktu )
6.      P : Pasien
a.       Mengikuti alur permainan

I.         Antisipasi Masalah
1.      Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator.
2.      Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien tanyakan alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agarklien kembali mengikuti permainan.
3.      Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih,katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka.

J.         Jadwal Pelaksanaan
Hari/ tanggal
Jam
Jenis TAK
Leader
CO Leader
Fasilitator
Observer
Teknisi

07.30 – 08.15
TAK penyalura n energi : senam kesegaran jasmani
L : 1
C : 1
F : 1
O : 1
T : 1





F : 2
O : 2






F : 3
O : 3






F : 4







F : 5







F : 6







F : 7







F : 8







F : 9







F : 10



K.      Alat
a.       Tape Recorder
b.      Kaset
c.       Peluit
d.      Jadwal kegiatan pasien
L.       Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi kelompok
M.     Langkah Kegiatan
1.      Persiapan
a.         Mengumpulkan semua klien yang terjadwal ikut senam
b.         Membuat kontrak dengan klien.
c.         Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2.      Kriteria klien :
a.         Klien perilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif
b.         Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
c.         Klien sehat secara fisik
3.      Alat/media :
a.       Tape recorder
b.      Kaset
c.       Peluit
d.      Jadwal kegiatan pasien
4.      Fase Orientasi
a.       Salam terapeutik
1)        Salam dari instruktur senam pada klien
2)        Perkenalkan nama dan panggilan instruktur senam
3)        Menanyakan beberapa nama dan panggilan klien yang ikut serta teman.
b.      Evaluasi/Validasi
1)        Menanyakan perasaan klien
2)        Menanyakan masalah yang dirasakan
c.       Kontrak
1)        Waktu 45 menit
2)        Tempat : ruang jiwa
3)        Topik : melakukan senam kesegaran bersama
d.      Tujuan aktivitas : klien dapat melakukan gerakan senam untuk menyalurkan energinya.
5.         Fase Kerja
a.         Mengucapkan salam
b.        Leader mengenalkan diri dan mengenalkan anggota terapis lain
c.         Leader mengatakan maksut dan tujuan diadakan terapi penyaluranenergi
d.        Leader mengevaluasi keadaan hari ini
e.         Leader menjelaskan aturan main
f.         Atur posisi pasien dalam barisan
g.        Hidupakan kaset
h.        Terapis mulai memutar musik
i.          Motivasi pasien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang dicontohkan instruktur senam
j.          Leader mencontohkan gerakan senam pada klien
k.        Membenahi gerakan klien untuk mengikuti senam seperti yangdicontohkan instruktur senam
l.          Menekankan setiap gerakan yang sulit dengan kata misal “ee aa”supaya klien terlihat bersemangat
m.      Gunakan gerakan yang mudah ditiru klien
n.        Observer mengevaluasi kegiatan TAK penyaluran energy

6.        Fase Terminasi
a.       Evaluasi
1)      Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasan klien setelah
2)      mengikuti TAK
3)      Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif kepada klien
4)      Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba melakukan
5)      senam secara teratur setiap hari
6)      Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b.      Tindak lanjut
1)      Menganjurkan klien melakukan cara senam yang telah
2)      dipelajari untuk melakukan penyaluran energi.
3)      Menganjurkan klien melatih diri sendiri secara mandiri dan
4)      teratur cara senam yang telah dipelajari.
5)      Terapis menganjurkan klien untuk belajar mengendalikan
6)      emosinya dengan melakukan hal – hal positif.
7)      Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c.       Kontrak yang akan datang
1)      Waktu : 08.00
2)      Tempat : ruang jiwa RSUD Dokter SUTOMO
3)      Topik : Mendikusikan tentang bunga
4)      Klien menyepakati kontrak yang akan datang berdasarkanwaktu dan tempat
5)      Klien menyepakati topik yang akan datang (Azizah, 2011).
N.      Evaluasi dan Dokumentasi
1.      Evaluasi
a.       Evaluasi proses
1)      Klien terlihat senang
2)      Klien tampak rileks
3)      Klien mengikuti TAK sampai selesai
4)      Lider berperan dengan baik
5)      coliader aktif meningkatkan leader jika ada yang lupa
6)      fasilitator berperan aktif membantu klien melakukan
7)      kegiatan
8)      observer menyampaikan hasil penilaiannya kepada masing-masing klien
b.      evaluasi hasil
1)      Evaluasi di lakukan pada proses TAK berlagsung. Khususnya terhadap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK
2)      Evaluasi hasil untuk TAK penyaluran energi dengan pasien gangguan perilaku kekerasan, kemampuan klien yang diharapkan adalah klien mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan emosi dengan melakukan kegiatan positif.
No
Aspek yang dimulai
Nama klien
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
1.
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir







2.
Memberi respon dengan ikut melakukan senam







3.
Memberi pendapat tentang kegiatan yang dilakukan







4.
Menjelaskan perasaan setelah mengikuti senam







Jumlah








Petunjuk:
1.        Dibawah judul nama klien. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2.        Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list jika ditemukan pada klien. Atau tanda silang jika tidak ditemukan
3.        Jumlah kemampuan yang ditemukan jika 3 atau 4 klien mampu. Dan jika 0.1 atau 2 klien belum mampu (Ria Magdelana, 2015:6).

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi praktik klinik. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Kelliat B A. (2004). Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Magdalena Ria. (2015). Proposal Terapi Kelompok Penyaluran Energi. Politeknik

Kesehtan Kemenkes Malang (p. 6). Malang: Scribd.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tindakan Evakuasi dan Tindakan log roll

Manfaat jeruk nipis untuk wajah